Monday 24 November 2014

Mendidih

Harish menemani Umi yang sedang membuat adonan empek-empek.

Harish : Umi, kenapa air kalau di masak, bunyi?

Umi : Tolong ambil kursi, nanti Umi tunjukin.

Harish menyeret kursi, lalu berdiri di atasnya. Ditemani Umi, melongok air yang sedang di masak dengan panci kecil.

Umi : Lihat. Ini yang namanya mendidih, keluar uap, gelembung air dan bersuara.

Umi mengangkat panci kecil bergagang itu dari atas api, menuangkan sedikit airnya ke adonan dan meletakkan kembali ke atas kompor. Perlahan mengaduk adonan.

Harish : Kalau diangkat dari api, kok nggak bunyi lagi? Gelembungnya juga nggak ada?

Umi : Karena nggak sepanas ketika di atas api. Air mendidih kalau suhunya sudah mencapai 100 derajat celcius.

Harish mendengarkan penjelasan Umi, tapi tentu saja belum mengerti :D

Umi : Kalau Harish sakit, badannya panas nggak?

Harish : Seringan panas, malah panas banget.

Umi : Kalau Harish lagi panas banget waktu sakit, itu suhunya 40 derajat. Umi ukur pake thermometer kan? Nah, kalau sekarang, waktu sehat suhu badan kita hanya 37 derajat. Dah, sekarang turun, Umi mau nerusin buat empek-empek.

No comments:

Post a Comment