Tuesday 26 July 2016

Gara-gara Sepeda

Sampai jam 6, Harish belum juga turun.

Umi : Ayo Harish, bangun, sudah jam 6.

Harish : Harish nggak mau sekolah (malah nangis)

Umi : Sini, turun dulu.

Suara langkah dengan kaki yang digentakkan, terdengar, diiringi tangis. Samapi bawah, langsung menghambur ke pelukan Umi.

Abi : Kalau kecapean, terus nggak mau sekolah, sepedanya disimpan lagi, ya?

Lha, nangisnya malah tambah kencang.

Hmm, apapun harus dilakukan untuk menyelamatkan.

Abi : Abi rebusin air, nanti mandi air hangat biar segar.

Umi : Hafa, tolong nasi Harish bawa sini, Umi suapin dulu!

Hi hi hi, makan campur iler.

Umi : Nanti, sambil nunggu Mbak Hafa, Harish tiduran aja di beranda masjid, istirahat. Sampai rumah, trus mandi, trus shalat Ashar, baru deh main. Jam 5 sore, berhenti, jangan sampai mau maghrib.

Dua suap, tangisnya mereda. Habis setengahnya, sudah mulai ngomong.

Harish : Kemarin Harish duduk di kursi, nungguin Mbak Hafanya.

Makanan habis, sudah ketawa-ketawa.

Harish : Nanti Harish makan lagi. Lah.

Umi : Sekarang mandi, trus pakai baju, trus shalat.

Setengah tujuh shalat subuh, ha ha ha, waktu dhuha, niatnya subuh, piye tho, Rish?

Jam 07.40 beres cipika cipiki, berangkat.

Monday 18 July 2016

Sudah SD

Umi : Harish, shalat maghrib sama Abi.

Harish : Harish shalat di rumah aja, sendiri.

***

Harish : Mi, pinjam Qur'an, ya?

Umi : Bukannya pake iqro?

Harish : Harish, kan sudah qur'an, sudah SD gitu, lho.

Umi : Lhooo?

Hany : Yo, ngaji sama Mbak Hany.

Harish : Nggak mau ngaji sama Mbak Hany!

Hany : Allah!

***

Harish : Mbak Husna, yang Alhamdu mana?

Husna : Harish belum bisa baca! Ini, yang depan.

Harish : Kalau yang nama surat, belum tau. Yang Qulhu, mana?

Husna : Nih, yang belakang.

***

Harish : Umi, A'udzubillahnya, mana?

Umi : Nggak ada, yang ini Bismillah.

Harish : Alhamdu, mana? Ini, bukan?

Umi : Bacanya dari kanan, Rish. Lupa, ya, sudah lama nggak baca iqro?

Harish : Emang Rasulullah, begitu?

Ck ck ck 😃😃😃

***
Harish : Umi, Harish sudah baca Al-Fatihah, dua kali.

😃😃😃

Wednesday 13 July 2016

Sunat

Alhamdulillah, kemarin Harish sunat, berjalan sesuai rencana, hanya masalah teknis yang ada sedikit perubahan.

Harish sudah siap di tempat tidur ruang praktek terapi. Sesuai rencana, Harish boleh monton youtube dengan tab umi selama proses berlangsung. Alhamdulillah, perawat senior teman abi dan umi yang menangani, bersedia ke rumah, untuk mengurangi masalah yang muncul di luar keperluan sunat, terutama psikologis Harish.

Ami : Siap, Harish?

Harish mengangguk, sambil matanya tak lepas dari layar tab. Umi deg-degan, mungkin Harish juga.

Ami : Ami mau cerita dulu, ya. Sebelum disunat, nanti Harish disuntik dulu tiga kali, akan terasa sedikit sakit. Pada saat sunat, nggak sakit lagi. Satu lagi, nanti kalau terasa sakit ditahan ya, bokongnya jangan diangkat.

Harish : Harish ingat disuntik waktu kepala Harish bocor, kan?

Harish mengangguk lagi.

Ami : Yok kita doa dulu, Ya Allah, Harish mau sunat, mudahkanlah yaa Allah.

Umi : Aamiin.

***

Alhamdulillah, semua lancar, hanya sedikit rintihan saat di suntik dan di jahitan terakhir, mungkin pengaruh biusnya mulai berkurang. Harish tidak melihat langsung prosesnya, setelah selesai, baru ditunjukkan hasil jepretan dan rekamannya.

Keluhannya hanya bosan, pengen pakai celana, pengen ke kamar atas, tapi belum boleh. Mbaknya menghibur dengan memberi hadiah es krim berbagai rasa serta jajanan kesukaannya.

Herannya, pagi Harish sunat, siangnya Umi migren. Apa ini wujud bersitan hati yang khawatir Harish rewel, biar Umi yang sakit asal Harish nggak rewel, ya? He he.

Jadi dua pasiennya, untunglah abi sigap mengurus Harish di bagian pertoiletan, tiga mbaknya sigap mengurus yang lainnya, terutama melayani Harish ngobrol dan menemani mainan.

Pagi-pagi abi laporan, semalam Harish sama sekali nggak rewel. Barusan ke kamar Umi, Harish sudah pakai celana.

Alhamdulillah, semoga semua akan baik-baik sampai sembuh sempurna, aamiin.

Monday 11 July 2016

Jujur dan Sopan Santun

Harish : Hii, Abi ini kayak Mbak Husna, kuenya dicium dulu, kan nggak boleh?

Hhhhh! Harish! Untung tuan rumah sedang masuk, tidak mendengar omongannya.

Hal-hal seperti inilah yang kadang-kadang membingungkan orang tua, antara mengajarkan kejujuran pada anak dan bersikap sopan santun pada orang lain.

Anak-anaķ biasanya spontan, jujur mengatakan apa yang dirasanya, sedang dalam bergaul, terkadang kita harus banyak pertimbangan dalam berucap dan bersikap untuk menjaga perasaan dan hubungan baik dengan orang lain.

Contoh di atas, secara kesehatan dan penjagaan diri, mencium makanan sebelum dikonsumsi merupakan tindakan kehati-hatian, terutama makanan yang dicurigai ada kemungkinan basi karena bukan yang baru dimasak. Hidangan lebaran sangat memungkinkan mengalami itu, mengingat hampir semuanya makanan yang dimasak beberapa hari sebelumnya, sedang beberapa makanan tidak bisa panjang umurnya, terutama kue-kue basah.  Tetapi, bagaimana perasaan tuan rumah jika memergoki tamunya mencium hidangannya sebelum dimakan?

Sampai saat ini pun saya belum menemukan cara jitu untuk meramunya agar kejujuran tetap terjaga, sopan santun juga terlaksana. Yaaaah, disesuaikan dengan karakter anak dan kondisi yang ditemui, walau kadang tak bisa berkutik dengan cantik. Pasrah!

Saturday 9 July 2016

Lebaran 2 (Mi ayam Bulek Top)

Abi : Kalau sudah mandi dan sarapan semua, yok kita jalan lagi.

Harish : Naik mobil apa jalan kaki, Bi?

Abi : Jalan aja, deket.

Hafa : Kemana aja, Bi?

Abi : Mbak Wati, Le Sul sama Bulek Top.

Hany : Bulek Top yang jual mi ayam, kan?

Abi : iya.

Husna : Asyeeeek!

Ara : Enak, ya?

Umi : Dicoba aja nanti, yang jelas minya buat sendiri tanpa pengawet.

Friday 8 July 2016

Lebaran 1

Harish : Umi, kita ke Metronya kapan?

Umi : Nanti agak siang, kita silaturahim ke tetangga dulu.

Harish : Biar dapat THR, ya?

Hany : Ha ha ha, ngarep! Jangan berharap sama manusia.

Harish : Kan kalau lebaran memang bagi-bagi THR?

Umi : Tapi nggak harus, kalau rizkinya ada, ya bagus-bagus aja berbagi, tapi jangan memaksakan diri.

Husna : Abi sudah ngasih, Umi ngasih THR juga, kan?

Umi : Iya, ada.

Hafa : Alhmdulillah.

***

Harish : Umi, kita ke Metro mana aja?

Umi : Pertama ketemu Mbah dulu tempat Pakde Gun, trus ke Mbah Wawak, trus ke Mbah Mamang.

Harish : Nggak ke Metro Ilyas, Mi?

Umi : Ilyas kan ke tempat Pak De Gun juga, kita ketmu di sana.

Harish : Pengen tempat Ilyas,mljo, mau main sepeda.

Umi : Ya nanti dilihat kondisinya dulu.

Husna : Ada Bude Atik, nggak?

Umi : Bude otw, mungkin sore baru sampai.

Tuesday 5 July 2016

Ramadhan 30 ( Permen Lebaran)

Harish : Iiiiih, Mas Hatif nggak puasa, masak minum?

Hatif : Di Turki sudah lebaran, Rish, nggak puasa lagi.

Hafa : Ada ketupat,  nggak Mas?

Hatif : Nggak, adanya permen lebaran, mau, nih!

Harish : Ha ha ha, permen lebaran, di sini mah kue lebaran.

Hatif : Iya, Mas Hatif sedih, ini lagi nonton youtube, di Aceh lagi takbiran. Kangen lebaran bareng-bareng.

Umi : Nggak ada acara di KBRI, Tif?

Hatif : Nanti sore mau ke Ankara, teman-teman dari Indonesia ngumpul di asramaku dulu.

Harish : Umi, bukanya berapa menit lagi?

Umi : Dua jam.

Harish : Menit, Mi?

Umi : 120 menit.

Harish : Lama bangeeeeet, Harish lapar!

Umi : Sabar, nggak lama kok, biar puasa penuhnya dapat 10.

Hatif : Wah, hebat Harish, dapat sepuluh, ya?

Harish : Tapi laparrrrr.

Hatif : Ya iyalah, puasa, Mas Hatif puasanya 19 jam.

Harish : Mi, nanti malam nggak shalat tarawih lagi, ya? Shalat Isya aja?

Umi : Iya.

Harish : Asyiik!

Umi : Lah, segitunya, gimana kalau kayak Mas Hatif, jadi imam tarawih baca Qur'annya satu juz?

Harish : Mi, nanti malam Harish ikut takbiran keliling, ya, sama Mbak Hafa.

Umi : Ya.

Harish : Horeee.

Sunday 3 July 2016

Ramadhan 29 (Aurat)

Harish : Umi, baju Harish basah kuyup, barusan nyuci motor.

Umi : Ya ganti baju, celananya juga basah, tuh.

Harish :  Harish males ke atas, mau pake celana ini, malu, auratnya kelihatan, kan Harish mau keluar.

Umi : Nggak pa pa.

Harish : Lah, Harish ke atas aja

Eits! Mau dijelaskan tentang aurat laki-laki malah sudah ngabur, ya sudah, lain kali saja, toh persepsinya nggak salah 😃😃 

Ramadhan 28 ( Salah Ngantuk )

Hafa : Umi dibuatin sirup susu, nggak?

Umi : Umi mau teh buatan Harish.

Hafa : Abi?

Umi : Nggak usah, Abi barengan Umi, teh panas.

Harish : Di kulkas sirup Harish, lho Mbak, tadi siang buatnya.

Umi : Nggak enak,nya, Rish nggak puasa, yang lain puasa?

Harish : Bukan gara-gara Harish.

Umi : Lho, gara-gara siapa dong?

Harish : Ngantuklah.

Umi : Lah, yang ngantuk terus nggak mau sahur siapa?

Harish : Harish.

Umi : Ya artinya gara-gara Harish ngantuk, makanya jangan tidur kemalaman.

Harish : Nggak kemalaman, buktinya Umi belum tidur juga.

Umi : Lha kok ngotot, jam setengah sepuluh malam masih ngobrol sama Mbak Hafa, kok nggak kemalaman. Dah,nyangmpenting nanti cepat tidur, biar bangun sahur nggak ngantuk, besok puasa lagi, tinggal dua doang.

Saturday 2 July 2016

Ramadhan 27 ( Mobil )

Husna : Mi, lebaran kita pakai mobil siapa?

Umi : Belum tahu.

Husna : Kok belum tahu, sih, Mi, kan tinggal 3 hari lagi?

Umi : Lha memang belum tahu. Umi sudah tanya ke teman yang punya mobil,  ya dipakai sendiri. Mas Hilmy lagi nyari juga, belum dapat. Abi sudah ke 6 tempat rental, semua mintanya sewa untuk 10 hari, lha kita kan pakai cuma satu atau dua hari.

Harish : Kalau nggak ada mobil, gimana dong lebarannya?

Umi : Pakai motor.

Hafa : Ha ha ha, motor tua-tua gitu? Mau konvoi motor tiga? Gimana kalau ada yang mogok?

Husna : Nanti Umi masuk angin, kan jalannya jauh-jauh.

Umi : Kita lebaran di rumah aja, ya?

Husna : Lah, nggak mau, nanti Mbah sedih, Umi nggak datang.

Umi : Bantu doa, ya, kan masih ada waktu, insyaallah ada jalan keluar.

Harish : Aamiin.

Friday 1 July 2016

Ramadhan 26 (Malu pada Allah)

Harish : Umi, Mbak Hafa kok kalau di rumah sholat tarawihnya cuma satu kali, sih?

Umi : Ga pa pa, nanti waktu sahur bisa ditambah lagi.

Harish : Mbah Husna belum sholat Isya, Mi.

Umi : Harish sudah sholat belum?

Harish : He he he, enggak.

Umi : Kok enggak?

Harish : Harish cape, lho, Mi.

Umi : Lah, main seharian nggak cape, sholat cape, apa nggak malu pada Allah, Harish sudah dikasih banyak sama Allah, suruh sholat aja alasan cape.

Harish : Dikasih apa, Mi?

Umi : Yang kasih makan Harish, siapa?

Harish : Allah.

Umi : Yang kasih minum, siapa?

Harish : Allah.

Umi : Yang buat Harish sehat siapa?

Harish : Allah.

Umi : Harish pernah lihat Umi ninggalin sholat?

Harish : Pernah, pas Umi haid.

Umi : Kalau pas haid bukan ninggalin, tapi dilarang sholat.

Harish : Kalau larangan-Nya dilanggar?

Umi : Dosa, kan kita harus taat pada Allah, kalau diperintah, ya kerjakan, kalau dilarang ya jangan dikerjakan. Sudah, wudhu sana, trus sholat Isya.


Thursday 30 June 2016

Ramadhan 25 (Copet)

Hany : Mi, masa Husna, tadi pas kita orang masuk Ramayana, ada ibu-ibu kecopetan, langsung minta pulang.

Husna : Ya, Na takut! Apalagi lihat ibu nangis-nangis sampe bedak dan kosmetiknya luntur, kasihan, lah?

Umi : Kok yo sempat-sempatnya merhatiin bedak luntur.

Husna : Beneran, lho, Mi.

Umi : Trus, gimana, ketangkap nggak?

Hany : Nggak sih, trus Hany pegangin tas kenceng-kenceng, orang-orang lain juga, langsung tasnya dikekep.

Husna : Tapi di situ ada tulisan kira-kira gini : kajahatan di lokasi ini akan ditangani kepolisian.

Harish : Copet, apaan, sih?

Hafa : Pencuri.

Tuesday 28 June 2016

Ramadhan 24 (Galak)

Siang nanti Hany dan Husna mau pulang, setelah 5 hari nyantri tahfidz.

Umi : Lho, Harish kok belum mandi?

Harish : Lagi beresan kamar atas sama Mbak Hafa, biar nggak dimarahin Mbak Husna.

Umi : Ooo

Harish : Mbak Husna itu lebih galak dari Umi, tapi Abi lebih galak dari Mbak Husna.

Idih! Segitunya Harish 😃😃, nggak tahu juga persepsi galak menurutnya.

Sepertinya memang Harish lagi dekatnya sama Hafa, sampai-sampai Husna merasa jadi penyebab Harish nggak puasa penuh, karena selama Husna nyantri 5 hari, Harish bisa puasa penuh.

Yah, begitulah, sepertinya orang ketiga bisa mempengaruhi hubungan yang terjalin baik antara dua orang.

#Eh, apa ini? 😃😃😃

Ramadhan 23 (Mata)

Harish : Memang setiap orang tua harus pake kacamata, ya?

Umi : Nggak juga, tergantung kebutuhan, nih Umi nggak pake kacamata kalau lagi nyapu, nah, kalau baca, ya harus pake.

Harish : Ihhh, Umi, orang tua yang kakek sama nenek, lhooo.

Umi : Umi, kan sudah mau nenek?

Harish : Kalau orang tua yang jalan pake kacamata, biar apa?

Umi : Biar jalannya jelas kelihatan, biar nggak nabrak.

Harish : Kalau orang buta harus pake kacamata juga?

Umi : Kalu buta beneran, pake atau nggak pake kacamata tetap saja nggak bisa melihat jalan.

Harish : Tapi kok nggak nabrak?

Umi : Kan sudah hafal jalannya.

Harish : Kalau belum pernah lewat jalan itu?

Umi : Biasanya meraba, bisa pake tangan, tongkat atau dengan pendengaran. Kan biasanya orang buta pendengarannya tajam, jadi kalau ada gerakan di dekatnya, dia tahu sebelum ketabrak.

#Duh, bagusnya Mas Ramaditya ini yang menjawab 😃

Sunday 26 June 2016

Ramadhan 22 (Beresan)

Wuih! Jarang-jarang lho, meja Umi rapi begini, biasanya ada saja mainan Harish yang parkir di situ.

Umi : Makasih, ya, Rish, meja Umi jadi rapi.

Harish : Hari ini kerjaannya beresan meja sama nyapu, Mbak Hafa beresin tempat tidur sama nyapu depan. Kalau qur'annya sudah selesai, taro lemari buku, ya, Mi, biar rapi.

Umi : Yaa, tilawah mah nggak ada selesainya, boleh ya, kalau untuk qur'annya nggak masuk lemari?

Harish : Mi, laperrr.

Umi : Lha iyalah, puasa, kemarin berhasil puasampenuh dua harj berturut-turut, hari ini, bisa juga, dong.

Harish : Nggak ada hadiahnya.

Umi : Katanya mau beli es dugan?

Harish : Kan untuk buka, bukan hadiah!

Umi : O, kirain hadiah. Lha Harish mau hadiah apa? Es krim lagi?

Harish : Iya.

Umi : Oke, insyaallah.

Ramadhan 21 (Puasa Karena Hadiah)

Umi dan Abi seharian pergi, ada amanah yang harus diselesaikan. Harish dan Hafa di rumah, dintemani Kak Ara.

Umi dan Abi pulang jam 17.10.

Umi : Harish masih puasa?

Harish : Masih.

Umi : Alhamdulillah.

Harish : Jadi beli es krim, kan, Mi?

Umi : Boleh, cepetan mandi, nanti beli sama Abi, sekalian beli sayur dan lauk untuk buka, ada nasi, kan?

Hafa : Ada, nasi kemarin masih ada.

Harish : Es krim yang harga berapaan, Mi?

Umi : Boleh yang tiga ribu atau empat ribu.

Harish : Mbak Hafa beli juga, kan?

Umi : Iya, satu-satu.

***

Saat berbuka.

Harish : Umi, Harish nih puasa penuh karena hadiah, lho.

Umi : Umi cuma bisa kasih hadiah es krim, kalau Allah hadiahnya banyak banget.

Harish : Apa aja?

Hafa : Pahala, Rish.

Umi : Disayang Allah itu hadiah yang istimewa, kalau Allah sudah sayang, hmmmm, seneng banget, lah. Allah, kan Maha Kaya, gampang banget mau ngasih hadiah apapun untuk hamba yang disayang-Nya.

Saturday 25 June 2016

Mbak Paling Sabar

Dari tiga mbaknya, Hafa yang paling sabar menghadapi Harish.

Alhamdulillah hari ini Harish berhasil puasa penuh, jadi sudah dapat tiga hari selama Ramadhan ini, dan semua karena kesabarannya melayani bermain.

Mungkin karena usianya terpaut paling sedikit, jadi masih beraroma anak-anak, beda dengan dua mbaknya yang sudah masuk usia pra remaja dan remaja.

Tapi, kalau melayani Harish, otomatis ada korbannya, seharian nggak dapat tilawah.

Barokallah, semoga kesabaran itu menjadi karakter yang mengakar.

Ramadhan 20 (Berdua itu Damai)

Mbak Hany dan Mbak Husna ikut pesantren Al Qur'an, di rumah hanya Hafa dan Harish. mau lihat pengaruhnya, ah, ke puasa Harish, hahay!

Harish : Mi, uang yang dari Oom kemarin untuk beli peralatan menggambar, ya?

Umi : Boleh, tapi puasanya sampe sore ya!

Harish : Iya.

***

Harish : Umi, Mbak Hafanya bohong, katanya beli buku gambar, ini di dalamnya malah nggak ada gambarnya!

Hafa : Ya, itu buku gambar, Rish.

Harish : Mana gambarnya, cuma di luarnya aja.

Umi : Harish, yang namanya buku gambar, ya memang seperti itu, kosong. Kan mau untuk nggambar? Kalau ada gambarnya, buku bergambar, nggak bisa untuk melukis.

Friday 24 June 2016

Ramadhan 19 ( Nggak Tahan Ac)

Harish : Mas Hilmy, matiin acnya sih.

Hilmy : Latihan dong, Rish, jadi nanti kalau dikasih mobil sama Allah Harish sudah tahan sama ac mobil.

Harish : Harish pusing, perurnya sakit, mau muntah nggak bisa.

Umi : Sini, tangannya Umi pencet.

Hilmy : Kok nutup hidung, Fa, kan nggak pake parfum?

Hafa : Pusing!

Umi : Lama-lama nanti tahan, dulu mas Hilmy waktu kecil juga kayak gini.

Harish : Huuu, Mas Hilmy!

Hilmy : Ha ha ha

Umi : Nanti pas mampir tempat Oom, turun sebentar.

Ramadhan 18 ( Berkurang Dua )

Umi : Harish, ayo mandi, mau ikut nggak?
Harish : Kemana, Mi?
Umi : Nganter Mbak Hany dan Mbak Husna ke Pringsewu.
Harish : Ngapain di sana, kok bawa baju-baju?
Umi : Mau ikut pesantren tahfidz.
Hafa : Mbak Hany kok ikut, kan sudah selesai?
Umi : Mbak Hany murojaah, Mbak Hafa nambah hafalan.
Harish : Yaaa, kita tinggal berdua, deh.
Umi : Umi Abi kemana?
Harish : Maksudnya yang anak-anak, lho, Miiii.


Wednesday 22 June 2016

Menunggu di Surga

Harish : Umi, kenapa sih bayi bisa meninggal?

Umi : Semua kita pasti meninggal, bisa waktu bayi, anak-anak, dewasa atau orang tua.

Harish : Kalau bayi meninggal, masuk surga, ya, Mi?

Umi : Hu um.

Husna : Kenapa, Rish kalau meninggal masih kecil, masuk surga?

Harish : Nggak tahu.

Hafa : Karena belum punya dosa, Rish.

Husna : Kalau anaknya meninggal waktu kecil, nanti nungguin orang tuanya di ujung jembatan shirotol mustaqim, trus kalau orang tuanya masuk neraka, dia nangis-nangis sampai orang tuanya dimasukin surga. Umi sudah ada satu yang nungguin.

Hafa : Tiga, Mbak.

Husna : Memang anak keguguran dihitung juga, ya?

Umi : Wallahu a'lam.

Husna : Umi sama Abi nanti dipakein mahkota enam, kan anaknya yang hafal qur'an enam, insyaallah, aamiin.

Umi : Doakan Umi dan Abi pantas menerima anugerah itu.

Hafa : Aamiin.

Husna : Umi, kalau sudah hafal, trus lupa, dosa nggak?

Hany : Akan dimintai pertanggung jawabannya.

Umi : Sekarang yang penting berusaha menghafal, minta kemudahan sama Allah untuk menghafal dan menjaganya. Manusia kan berusaha, dengan menghafalkannya sudah jelas janji Allah akan membalas dengan kebaikan, jangan sampai ketakutan dosa itu membuat surut menghafal. Kalau tidak menghafal, jelas nggak dapat imbalan kebaikan dari itu. Sambil banyakin istighfar kalau ada lalainya dalam menjaga.

Ramadhan 17( Mensyukuri yang sedikit)

Husna : Umi, masa Abi beli telurnya cuma segini?

Umi : Bersyukur Husna, dibagi sedikit-sedikit cukup, ikan simba asam manis kemarin masih ada.

Harish : Umi mau dibuatin teh?

Umi : Boleh, air panas semua, ya.

Harish : Teh celup, kan?

Umi : Yo'i, makasih ya.

***

Harish : Umiii, adzannnn!

Umi : Doa dulu, jangan lupa.

Hafa : Telurnya, mana?

Husna : Hah! Tadi Ena tarok piring ini. Kucing...pasti!

Umi : Husna, Allah kalau mentarbiyah itu lembuuut banget. Allah Maha Kuasa memberi atau mencabut nikmat sekehendak-Nya, tadi dikasih sedikit nggak disyukuri, ya sudah, diambil lagi, kita bisa apa?

Hany : Kalau kita bersyukur maka Allah akan menambah nikmat-Nya.

Umi : Aamiin.

Tuesday 21 June 2016

Ramadhan 16 (Telur Orak-arik)

Harish : Ish! Nggak enak banget, sih sendirian. Mbak Hafa sama Mbak Husna ikut pesantren.

Umi : Mbak Hany, lagi apa?

Harish : Mbak Hany murojaah terus, Abi pergi.

Umi : Kan ada Umi?

Harish : Umi mah kalo nggak ngaji, nulis, buka tab, ada tamu.

Umi : Kan kalau Harish mau ngaji, Umi ajarin dulu.

Harish : Harish mau main tapi nggak ada temen. Mi, Harish makan, ya?

Umi : Lha, katanya puasa?

Harish : Harish laperrrrr, nggak tahannnn!

Umi : Nggak ada lauk, cuma ada nasi.

Harish : Harish masak mi, ya?

Umi : No no no, kemarin sudah mi.

Harish : Masak apa, dong?

Umi : Puasa aja, sih! Masaknya nanti sore, bantuin Mbak Hany.

Harish : Umiiiiiii, laperrrrrr, nggak tahannnn!

Umi : Ihhhh, Harish! Dah, sana buat telur orak-arik!