Harish : Mbak Hafa kok beli saos?
Hafa : Mana?
Harish : Itu?
Hafa : Coba baca
Harish : Sa-os-te-rong (dengan yakin Harish mengeja tulisan di botol itu)
Hafa : Ha ha ha Ini bacanya sambal asli, Harish
Harish : Itu ada gambar terongnya?
Hafa : Ini bukan gambar terong, tapi cabe, kalau terong warnanya ungu.
Harish : Umiiii, ini sambal apa saos?
Umi : sambal Rish, dah dimakan nasinya.
Thursday 30 October 2014
Monday 27 October 2014
Api Dingin
Umi : Allah tidak membiarkan Nabi Ibrahim teraniaya. Allah berfirman kepada api,"Menjadi dinginlah dan selamatkan Ibrahim!"
Harish : disemprot dong, Mi?
Aha ha ha, wah jadi macet nih ceritanya.
Umi : kalau disemprot, apinya jadi dingin ya?
Harish : he em.
Umi : apinya mati, nggak?
Harish : mati.
Umi : Nah, kalau api yang dipakai untuk membakar Nabi Ibrahim ini dingin tapi nggak mati. Apinya tetap menyala.
Harish : kok bisa?
Umi : Allah, getooo!
Harish : disemprot dong, Mi?
Aha ha ha, wah jadi macet nih ceritanya.
Umi : kalau disemprot, apinya jadi dingin ya?
Harish : he em.
Umi : apinya mati, nggak?
Harish : mati.
Umi : Nah, kalau api yang dipakai untuk membakar Nabi Ibrahim ini dingin tapi nggak mati. Apinya tetap menyala.
Harish : kok bisa?
Umi : Allah, getooo!
Merokok
Harish masuk kamar dengan pipet minum di bibir, gaya perokok.
Harish : Umi tau nggak, sih, Harish lagi ngrokok.
Segera Umi menghadapkan seluruh wajah dan tubuh padanya, siap mendengar penjelasaan sambil putar otak memilih bahasa yang tepat untuk meluruskannya.
Umi : Rokok itu apa?
Harish : Rokok itu ya, Mi, untuk orang sakit. Kalau orang cape ngomong, terus itu ngrokok.
Oo, begitu pmahamannya tentang rokok. Mungkin itu belum seluruh apa yang dipahaminya dijelaskan, terkendala kosa kata yang masih terbatas.
Umi : Rokok itu ada apinya nggak?
Harish : Ada
Umi : Api itu panas nggak?
Harish : Panas
Umi : Kalau ngrokok, mulutnya bisa panas nggak, bisa kebakar nggak?
Harish : Bisa
Umi : ngrokok itu kan disedot, nah panasnya bisa masuk ke tubuh. Jadi bibir, mulut, tenggorokan bisa panas, dalam tubuh juga bisa panas, nah lama-lama nanti bisa sakit.
Harish : Terus nanti lama-lama bisa mati ya, Mi?
Umi mengangguk. Harish tampak berfikir.
Harish : Tapi kan apinya bo'ongan, nih nggak ada apinya
Umi mengangguk, Harish berlari keluar kamar sebentar, dan masuk lagi.
Harish : Umi, Harish nggak ngrokok lagi.
Umi : Subhanallah, anak pinter!
Harish : Umi tau nggak, sih, Harish lagi ngrokok.
Segera Umi menghadapkan seluruh wajah dan tubuh padanya, siap mendengar penjelasaan sambil putar otak memilih bahasa yang tepat untuk meluruskannya.
Umi : Rokok itu apa?
Harish : Rokok itu ya, Mi, untuk orang sakit. Kalau orang cape ngomong, terus itu ngrokok.
Oo, begitu pmahamannya tentang rokok. Mungkin itu belum seluruh apa yang dipahaminya dijelaskan, terkendala kosa kata yang masih terbatas.
Umi : Rokok itu ada apinya nggak?
Harish : Ada
Umi : Api itu panas nggak?
Harish : Panas
Umi : Kalau ngrokok, mulutnya bisa panas nggak, bisa kebakar nggak?
Harish : Bisa
Umi : ngrokok itu kan disedot, nah panasnya bisa masuk ke tubuh. Jadi bibir, mulut, tenggorokan bisa panas, dalam tubuh juga bisa panas, nah lama-lama nanti bisa sakit.
Harish : Terus nanti lama-lama bisa mati ya, Mi?
Umi mengangguk. Harish tampak berfikir.
Harish : Tapi kan apinya bo'ongan, nih nggak ada apinya
Umi mengangguk, Harish berlari keluar kamar sebentar, dan masuk lagi.
Harish : Umi, Harish nggak ngrokok lagi.
Umi : Subhanallah, anak pinter!
Bolu
Harish : umi kapan bikin kuenya?
Umi : mana mbak Husna?
Harish : di rumah tahfidz
Umi :panggil dong
Harish segera kelua, berteriak memanggl.
Harish : Umiii Mbak Husna payah! Kita buat sendiri yok, Harish yang mblender
Umi : mixer
Harish : iya, mixet
Umi : oke, Harish yang mixer, Umi yang siapin cetakan
Taraaaa bolu azli, telur, gula, terigu, mesis
Umi : mana mbak Husna?
Harish : di rumah tahfidz
Umi :panggil dong
Harish segera kelua, berteriak memanggl.
Harish : Umiii Mbak Husna payah! Kita buat sendiri yok, Harish yang mblender
Umi : mixer
Harish : iya, mixet
Umi : oke, Harish yang mixer, Umi yang siapin cetakan
Taraaaa bolu azli, telur, gula, terigu, mesis
Photo Umi
Harish : Umi, kenapa sih Harish nggak boleh photo Umi kalao nggak pake jilbab?
Umi : Kan nggak semua orang boleh liat Umi kalau nggak pake jilbab?
Harish : kan yang liat Harish?
Umi : Iya, takutnya ada yang liat photo Umi di hape..
Harish : Kan nggak Harish tunjukin ke temen Harish?
Umi : Harish mau mphoto lagi?
Harish : iya
Umi : tuh, banyak yang mau diphoto, ada bunga, ada traktor Harish, ada botol, apa aja boleh, tapiiiiiii...jangan Umi yang nggak pake jilbab atau yang auratnya kelihatan :v
Umi : Kan nggak semua orang boleh liat Umi kalau nggak pake jilbab?
Harish : kan yang liat Harish?
Umi : Iya, takutnya ada yang liat photo Umi di hape..
Harish : Kan nggak Harish tunjukin ke temen Harish?
Umi : Harish mau mphoto lagi?
Harish : iya
Umi : tuh, banyak yang mau diphoto, ada bunga, ada traktor Harish, ada botol, apa aja boleh, tapiiiiiii...jangan Umi yang nggak pake jilbab atau yang auratnya kelihatan :v
Es Krim
Harish : Umi, apa itu?
Umi : santan
Harish : kok kayak susu?
Umi : he em.
Harish memperrhatikan apa yang dikerjakan Umi.
Harish : Umi mau buat es ya?
Umi : nggak
Harish : kok dimasukin freezer?
Umi: kalau lagi sempet, Umi buat santan yang banyak, dimasak sampai mendidih, setelah dingin, santan kentalnya di simpan di freezer, biar nggak cepat basi. Kapan-kapan kalau mau masak pakai santan, tinggal ambil di freezer
Harish: tapi lama-lama jaxi es kan?
Umi: ya, tapi nggak enak dimakan karena nggak Umi kasih gula atau lainnya.
Harish : Umi, kapan-kapan bikin es krim ya?
Umi : insyaallah
Umi : santan
Harish : kok kayak susu?
Umi : he em.
Harish memperrhatikan apa yang dikerjakan Umi.
Harish : Umi mau buat es ya?
Umi : nggak
Harish : kok dimasukin freezer?
Umi: kalau lagi sempet, Umi buat santan yang banyak, dimasak sampai mendidih, setelah dingin, santan kentalnya di simpan di freezer, biar nggak cepat basi. Kapan-kapan kalau mau masak pakai santan, tinggal ambil di freezer
Harish: tapi lama-lama jaxi es kan?
Umi: ya, tapi nggak enak dimakan karena nggak Umi kasih gula atau lainnya.
Harish : Umi, kapan-kapan bikin es krim ya?
Umi : insyaallah
Kalau Nggak Laper
Umi : Hafa besok puasa?
Hafa : Iya
Harish : Umi, Harish juga mau puasa
Umi : beneran?
Harish : betulan! Tapi kalau besok laper...nggak jadi puasa
Hafa : Iya
Harish : Umi, Harish juga mau puasa
Umi : beneran?
Harish : betulan! Tapi kalau besok laper...nggak jadi puasa
Pedang
Harish : Umi, Abi ke mana?
Umi : motong sapi
Harish : di mana?
Umi : Perumahan atas
Harish : pake apa?
Umi : motor lah.
Harish : pake pisau apa pedang, lho Miiii?
Umi : ooo, pake golok
Umi : motong sapi
Harish : di mana?
Umi : Perumahan atas
Harish : pake apa?
Umi : motor lah.
Harish : pake pisau apa pedang, lho Miiii?
Umi : ooo, pake golok
Warna Allah
Sore tadi Hafa dan Harish mewarnai kaligrafi berlafadz Allah. Rupanya masih teringat sampai menjelang tidur.
Harish : Umi, Allah itu warnanya merah, ya?
Umi : tulisan Allah yang warnanya merah, karena tadi Harish pake warna merah.
Harish : Kalau Allah warnanya apa, Mi?
Umi : Abi sudah berangkat pengajian, Rish?
Harish : Sudah, tapi pintunya belum dikunci.
Umi : Yok kunci pintu dulu?
Selesai mengunci pintu, Harish sudah bertanya yang lainnya.
Harish : Umi, Allah itu warnanya merah, ya?
Umi : tulisan Allah yang warnanya merah, karena tadi Harish pake warna merah.
Harish : Kalau Allah warnanya apa, Mi?
Umi : Abi sudah berangkat pengajian, Rish?
Harish : Sudah, tapi pintunya belum dikunci.
Umi : Yok kunci pintu dulu?
Selesai mengunci pintu, Harish sudah bertanya yang lainnya.
Pake Uang Sendiri
Wow! Gaya! Harish lagi "baca" koran, tunggu aja, sebentar lagi...
Harish : Umi, yang ini spitmen ya?
Umi : Yang mana? (Harish menunjukkan gambar yang berisi tokoh-tokoh cerita anak populer)
Harish : ini yang bajunya merah, garis-garis.
Umi : spaidermen (penulisannya sesuai lafadznya aja yah :v)
Harish : yang ini? (halaaah, semua ditanya. tapi kan nggak semuanya Umi hafal?)
Umi : yang ini robot
Harish : iyaaaa, robotnya namanya siapa?
Umi : sama robot ini Umi belum kenalan
Harish : Iiiiis, Umi maaaah.
Tok tok tok, terdengar penjual somay lewat.
Harish : Umi, Harish boleh beli somay?
Umi : Boleh ( Harish berlari keluar memanggil dan kembali lagi, Umi bangkit untuk mengambilkan uang, tapi...)
Harish : stop! Umi nggak usah kasih uang, pake uang Harish sendiri.
Harish : Umi, yang ini spitmen ya?
Umi : Yang mana? (Harish menunjukkan gambar yang berisi tokoh-tokoh cerita anak populer)
Harish : ini yang bajunya merah, garis-garis.
Umi : spaidermen (penulisannya sesuai lafadznya aja yah :v)
Harish : yang ini? (halaaah, semua ditanya. tapi kan nggak semuanya Umi hafal?)
Umi : yang ini robot
Harish : iyaaaa, robotnya namanya siapa?
Umi : sama robot ini Umi belum kenalan
Harish : Iiiiis, Umi maaaah.
Tok tok tok, terdengar penjual somay lewat.
Harish : Umi, Harish boleh beli somay?
Umi : Boleh ( Harish berlari keluar memanggil dan kembali lagi, Umi bangkit untuk mengambilkan uang, tapi...)
Harish : stop! Umi nggak usah kasih uang, pake uang Harish sendiri.
Latah
Harish : Umi tau nggak, emamak itu apa?
Umi : nggak?
Harish : emamak itu kaya temen mbak Hafa itu lhooo, pas mau jatuh ke comberan trus dia bilang emamak, gituuu...Umi nggak tau sih.
Umi : kalau hampir jatuh ataupun sudah jatuh, ucapannya innalillahi
Harish : ya boleh emamak, boleh juga innalillahi
Umi : kalau ngucapnya emamak nggak dapat pahala, kalau innalillahi dapat.
Harish : kalau anak-anak ngomongnya emamak, kalau orang dewasa innalilahi
ck ck ck bisa ajah!
Umi : nggak?
Harish : emamak itu kaya temen mbak Hafa itu lhooo, pas mau jatuh ke comberan trus dia bilang emamak, gituuu...Umi nggak tau sih.
Umi : kalau hampir jatuh ataupun sudah jatuh, ucapannya innalillahi
Harish : ya boleh emamak, boleh juga innalillahi
Umi : kalau ngucapnya emamak nggak dapat pahala, kalau innalillahi dapat.
Harish : kalau anak-anak ngomongnya emamak, kalau orang dewasa innalilahi
ck ck ck bisa ajah!
Korban Iklan
Harish : Umi liat deh (menunjukkan kakinya yang ada sedikit bentol warna merah)
Umi : apa itu?
Harish : Ini bekas luka, kalau aja Harish beli der*****, pasti bekas lukanya ilang.(#ups! korban iklan).
Umi : Ini juga insyaallah dua hari lagi ilang, kan di dalam badan Harish ada yang yang tugasnya memulihkan luka.
Umi : apa itu?
Harish : Ini bekas luka, kalau aja Harish beli der*****, pasti bekas lukanya ilang.(#ups! korban iklan).
Umi : Ini juga insyaallah dua hari lagi ilang, kan di dalam badan Harish ada yang yang tugasnya memulihkan luka.
Bakaran Perut
Umi : Rish, tolong ambilin moksa, Mbak Husna sudah harus dimoksa, nih.
Harish : di mana, Mi?
Umi : di lemari, dekat wadah jarum akupunktur
Harish : yang kayak apa sih, Mi?
Umi: yang seperti rokok, tapi besar
Hatish : ooo, yang untuk bakaran perut itu, ya? (berlari mengambil moksa)
Abi yang beberspa hari ini sulit tertawa karena sakit, terbahak-bahak. Harish suka buat istilah sendiri, dia pernah melihat Umi moksibasi di daeah pusar.
Harish : di mana, Mi?
Umi : di lemari, dekat wadah jarum akupunktur
Harish : yang kayak apa sih, Mi?
Umi: yang seperti rokok, tapi besar
Hatish : ooo, yang untuk bakaran perut itu, ya? (berlari mengambil moksa)
Abi yang beberspa hari ini sulit tertawa karena sakit, terbahak-bahak. Harish suka buat istilah sendiri, dia pernah melihat Umi moksibasi di daeah pusar.
Allah nggak sholat
Umi : Di Mekkah terdapat Ka'bah, yang menjadi arah hadap semua orang yang sholat. Harish kalau sholat ngadep mana? (Harish menunjuk arah kiblat). Di sanalah letak Mekkah.
Harish : Allah sholatnya juga ngadep sana, Mi?
Umi : Allah nggak shalat karena Allah bukan manusia.
Harish : Trus, Allah apa dong, Mi?
Umi : Allah yang menciptakan manusia.
Harish : Umi, liat gambar Allah dong? (Harish mengambil buku di pangkuan Umi)
Umi : Allah tidak bisa digambarkan, paling-paling juga gambar tulisan Allah.
Harish : Ini gambar apa, Mi? ( Harish menanyakan setiap gambar yang ada di buku)
Harish : Allah sholatnya juga ngadep sana, Mi?
Umi : Allah nggak shalat karena Allah bukan manusia.
Harish : Trus, Allah apa dong, Mi?
Umi : Allah yang menciptakan manusia.
Harish : Umi, liat gambar Allah dong? (Harish mengambil buku di pangkuan Umi)
Umi : Allah tidak bisa digambarkan, paling-paling juga gambar tulisan Allah.
Harish : Ini gambar apa, Mi? ( Harish menanyakan setiap gambar yang ada di buku)
Sunday 19 October 2014
Ngaji, Mi!
Umi sedang menyelesaikan tulisan serius, saat Harish seperti orang kebingungan mau melakukan apa. Gini deh, kalau nggak mau sekolah!
Harish : Umi, ngaji yok.
Hhhh! Umi menghela nafas, rasanya gimanaaa gitu? Lagi tanggung soalnya. Dengan kesabaran yang agak dipaksakan, Umi melepas pandangannya dari monitor laptop.
Umi : Ya sudah, ambil buku Iqro'nya.
Harish : Pake Qur'an aja.
Umi : Kan Harish belum bisa bacanya?
Harish : Kalo pake Qur'an itu hebat.
Umi : Yo wes, sini. Mau ngaji yang mana.
Harish membuka halaman belakang, di mana ada surat triqul, dia biasa seperti itu dengan Hafa. Dia mulai membaca surat Al Ikhlas. Karena bunyi hurufnya banyak yang belum sempurna, Umi berulang kali membenarkan.
Baru sampai pertengahan surat Al Falaq,
Harish : Umi, ngajinya pake Iqro aja
Umi : Oke, ambil dulu Iqro'nya.
Ronde kedua.
Namanya Harish, mana mau ngaji berurutan seperti anak-anak TPA. Akhirnya pake teknik tebak huruf, dia suka. Beberapa tambahan huruf berhasil diserapnya.
Kok pengalaman Umi bertahun-tahun ngajar ngaji di TPA nggak bisa mulus diterapkan ke Harish ya?
Harish : Umi, ngaji yok.
Hhhh! Umi menghela nafas, rasanya gimanaaa gitu? Lagi tanggung soalnya. Dengan kesabaran yang agak dipaksakan, Umi melepas pandangannya dari monitor laptop.
Umi : Ya sudah, ambil buku Iqro'nya.
Harish : Pake Qur'an aja.
Umi : Kan Harish belum bisa bacanya?
Harish : Kalo pake Qur'an itu hebat.
Umi : Yo wes, sini. Mau ngaji yang mana.
Harish membuka halaman belakang, di mana ada surat triqul, dia biasa seperti itu dengan Hafa. Dia mulai membaca surat Al Ikhlas. Karena bunyi hurufnya banyak yang belum sempurna, Umi berulang kali membenarkan.
Baru sampai pertengahan surat Al Falaq,
Harish : Umi, ngajinya pake Iqro aja
Umi : Oke, ambil dulu Iqro'nya.
Ronde kedua.
Namanya Harish, mana mau ngaji berurutan seperti anak-anak TPA. Akhirnya pake teknik tebak huruf, dia suka. Beberapa tambahan huruf berhasil diserapnya.
Kok pengalaman Umi bertahun-tahun ngajar ngaji di TPA nggak bisa mulus diterapkan ke Harish ya?
Tuesday 14 October 2014
Mogok Sekolah
pos fb 18 Juli 2014
Hari kelima, negosiasi belum berhasil, Harish belum mau masuk kelas tanpa Umi.
"Ya, udah, Harish nggak usah sekolah dulu," katanya menghentikan tangis maut yang nggak bisa meruntuhkan pertahanan Umi. Ha ha ha, cembetut tingkat tinggi.
giliran Harish nemenin Umi, ngeluarin simpenan ilmu, ha ha ha, yok njait baju lebaran. lumayan ngilangin ngantuk
Hari kelima, negosiasi belum berhasil, Harish belum mau masuk kelas tanpa Umi.
"Ya, udah, Harish nggak usah sekolah dulu," katanya menghentikan tangis maut yang nggak bisa meruntuhkan pertahanan Umi. Ha ha ha, cembetut tingkat tinggi.
Umi Mau Pergi
pos fb 22 Juni 2014
"Kok bajunya dimasukin tas? Emang Umi mau pergi?" tanya Harish.
"He em."
"Umi Mau ke mana?"
"Ke Jakarta."
"Ngapain?"
"Jenguk Mbak Hany"
"Pergi sama siapa?"
"Sendiri."
"Harish sama siapa?"
"Harish besok ke Metro, sama Abi. Katanya kangen sama Mbak Husna, Mbak Hafa."
"Umi kapan berangkat?"
"Insyaallah nanti malam."
"Ya udah," jawab Harish, melanjutkan mainannya
Lho? Semudah itu? Kupikir bakalan terjadi negosiasi yang alot! Ha ha ha kadang orang tua kurang tepat membaca perkembangan anak. Sering dikejutkan dengan hal yang tak terduga. Hmm, Harish sudah besar.
Tapi...entahlah, bagaimana nanti malam saat melepas kepergian Umi.
"Kok bajunya dimasukin tas? Emang Umi mau pergi?" tanya Harish.
"He em."
"Umi Mau ke mana?"
"Ke Jakarta."
"Ngapain?"
"Jenguk Mbak Hany"
"Pergi sama siapa?"
"Sendiri."
"Harish sama siapa?"
"Harish besok ke Metro, sama Abi. Katanya kangen sama Mbak Husna, Mbak Hafa."
"Umi kapan berangkat?"
"Insyaallah nanti malam."
"Ya udah," jawab Harish, melanjutkan mainannya
Lho? Semudah itu? Kupikir bakalan terjadi negosiasi yang alot! Ha ha ha kadang orang tua kurang tepat membaca perkembangan anak. Sering dikejutkan dengan hal yang tak terduga. Hmm, Harish sudah besar.
Tapi...entahlah, bagaimana nanti malam saat melepas kepergian Umi.
Pengantar
Ternyata status di facebook yang menceritakan tentang Harish cukup banyak.
Supaya mudah dicari kembali, sepertinya tepat kalau dibuat blog sendiri tentangnya, dengan harapan, walaupun terlihat remeh dan dibaca terasa ringan, tetap ada manfaat yang bisa diambil dan menginspirasi.
Semoga
Supaya mudah dicari kembali, sepertinya tepat kalau dibuat blog sendiri tentangnya, dengan harapan, walaupun terlihat remeh dan dibaca terasa ringan, tetap ada manfaat yang bisa diambil dan menginspirasi.
Semoga
Subscribe to:
Posts (Atom)