Monday 27 October 2014

Merokok

Harish masuk kamar dengan pipet minum di bibir, gaya perokok.

Harish : Umi tau nggak, sih, Harish lagi ngrokok.

Segera Umi menghadapkan seluruh wajah dan tubuh padanya, siap mendengar penjelasaan sambil putar otak memilih bahasa yang tepat untuk meluruskannya.

Umi : Rokok itu apa?

Harish : Rokok itu ya, Mi, untuk orang sakit. Kalau orang cape ngomong, terus itu ngrokok.

Oo, begitu pmahamannya tentang rokok. Mungkin itu belum seluruh apa yang dipahaminya dijelaskan, terkendala kosa kata yang masih terbatas.

Umi : Rokok itu ada apinya nggak?

Harish : Ada

Umi : Api itu panas nggak?

Harish : Panas

Umi : Kalau ngrokok, mulutnya bisa panas nggak, bisa kebakar nggak?

Harish : Bisa

Umi : ngrokok itu kan disedot, nah panasnya bisa masuk ke tubuh. Jadi bibir, mulut, tenggorokan bisa panas, dalam tubuh juga bisa panas, nah lama-lama nanti bisa sakit.

Harish : Terus nanti lama-lama bisa mati ya, Mi?

Umi mengangguk. Harish tampak berfikir.

Harish : Tapi kan apinya bo'ongan, nih nggak ada apinya

Umi mengangguk, Harish berlari keluar kamar sebentar, dan masuk lagi.

Harish : Umi, Harish nggak ngrokok lagi.

Umi : Subhanallah, anak pinter!

No comments:

Post a Comment