Sunday 19 October 2014

Ngaji, Mi!

Umi sedang menyelesaikan tulisan serius, saat Harish seperti orang kebingungan mau melakukan apa. Gini deh, kalau nggak mau sekolah!

Harish : Umi, ngaji yok.

Hhhh! Umi menghela nafas, rasanya gimanaaa gitu? Lagi tanggung soalnya. Dengan kesabaran yang agak dipaksakan, Umi melepas pandangannya dari monitor laptop.

Umi : Ya sudah, ambil buku Iqro'nya.

Harish : Pake Qur'an aja.

Umi : Kan Harish belum bisa bacanya?

Harish : Kalo pake Qur'an itu hebat.

Umi : Yo wes, sini. Mau ngaji yang mana.

Harish membuka halaman belakang, di mana ada surat triqul, dia biasa seperti itu dengan Hafa. Dia mulai membaca surat Al Ikhlas. Karena bunyi hurufnya banyak yang belum sempurna, Umi berulang kali membenarkan.

Baru sampai pertengahan surat Al Falaq,

Harish : Umi, ngajinya pake Iqro aja

Umi : Oke, ambil dulu Iqro'nya.

Ronde kedua.

Namanya Harish, mana mau ngaji berurutan seperti anak-anak TPA. Akhirnya pake teknik tebak huruf, dia suka. Beberapa tambahan huruf berhasil diserapnya.

Kok pengalaman Umi bertahun-tahun ngajar ngaji di TPA nggak bisa mulus diterapkan ke Harish ya?


No comments:

Post a Comment