Sunday 24 April 2016

Fatamorgana

Harish : Mi, morgana itu apa, sih?

Umi : Harish baca dimana?

Harish : Nggak baca, di TV, morgana sama foto.

Umi : Oo, fatamorgana.

Harish : Iya.

Umi : Hmm, apa, ya? Bohongan, kali?

Harish : Di TV itu ada sulap, terus kakak-kakaknya nggak punya pisau, tapi dia bisa motong jeruk pakai tangannya, crass! Trus jeruknya diperes. Tapi kakak yang lain nggak bisa pakai tangan, bisanya motong jeruk harus pakai pisau.

Umi : Ooo

Harish : Ada lagi, Mi.

Umi : Apa, tuh?

Harish : Kan ada bantal sama guling, trus ditutupi selimut, nah trus selimutnya dibuk sama kakak-kakak itu, kok berubah jadi mbak-mbak, bantal sama gulingnya nggak ada.

Umi : Oo

#Piye coba le arep njelaske 😃😃

Anak Pertama

Harish : Mi, siapa yang pertama dilahirin Umi?

Umi : Mas Azzam.

Harish : Siapa Mas Azzam, kok Harish nggak kenal?

Umi : Kakaknya Harish juga, seperti Mas hilmy dan Mas Hatif, memang Harish belum pernah ketemu, soalnya sudah meninggal.

Harish : Meninggalnya waktu di dalam perut Umi, ya?

Umi : Nggak sih, waktu dilahirkan meninggalnya.

Harish : Terus siapa lagi yang dilhirin setelah Mas Azzam?

Umi : Mas Hilmy.

Harish : Terus siapa lagi?

Umi : Siapa lagi, dong?

Harish : Mas Hatif, Mbak Hany, Mbak Husna, Mbak Hafa, Harish, laaaah, nggak enak, Harish nomer 7.

Umi : Lha enaknya nomer berapa?

Harish : Nomer satu.

Umi : Sayangnya kita nggak bisa pesan mau nomer berapa.

#Nggak tau dia, beratnya jadi anak nomer satu 😃😃

Thursday 21 April 2016

Membahagiakan Umi

"Ini untuk Umi," kata Husna sambil meletakkan gelas berisi jus jambu.

"Terima kasih."

***

"Ini, Mi," Hafa meletakkan pisang goreng hangat di meja, saat Umi sedang di depan komputer.

"Terima kasih."

"Buatin teh tubruk, Mi?"

"Boleh."

***

"Umi, nanti malam kalau kelaparan makan sama sambal ikan, ya?" Harish melongok di pintu kamar.

"Kenapa?"

"Telurnya mau  Harish habisin."

"Boleh."

***

Sederhana banget, ya?

Ya! Tapi hal-hal sederhana yang dilakukan anak sebagai sikap yang mendahulukan dan memikirkan orang tua, tentu sangat membahagiakan.

Semoga saja itu terbawa sampai mereka dewasa sebagai bentuk amal kebaikan mereka terhadap orang tua.

Jadi, sebenarnya mudah banget membahagiakan orang tua. Ketulusan hati dan kasih sayang kepada anak membuat mereka tidak menuntut banyak pada buah hatinya.

Saturday 16 April 2016

Learning By Doing

Umi : Harish mana, Bi?

Abi : Di rumah depan.

Umi : Yakin? Sudah dilihat?

Abi : Sudah, Mi, biar aja, dia lagi belajar.

Rumah depan memang tempat Hilmy dan teman-temannya membuat kerajinan untuk wedding decorationnya.

***

Belakangan ini Umi sering paranoid, karena karena Harish sudah mau ke mana-mana sendirian. Apalagi kalau baru baca berita-berita yang berkaitan dengan kejahatan terhadap anak-anak, naudzubillah.

Memang perkembangannya pesat, sampai Umi sering terkaget-kaget. Kemampuan sosialnya semakin terlihat, baik kepada orang dewasa, kanak-knak yang lebih tua maupun sebaya.

***

Umi : Harish mau kemana?

Harish : Ke masjid, sudah adzan, kan?

Umi : Tapi nggak ada Abi?

Harish : Sendiri, lah.

Umi : Ini malam, lho?

Harish : Nggak pa pa, Harish berani, kok.

Umi : Ke masjid mau sholat apa main? 

Harish : Habis sholat terus main.

Umi : Mainnya bentar aja, ya, terus pulang.

***

Sepertinya kok belum siap Harish bertambah besar dan sedikit dwmi sedikit menjauh dari dekapan.

Monday 11 April 2016

Malaikat Roqib dan Atid

Harish : Umi, yang mencatat anak sholeh itu, siapa?

Umi : Maksudnya?

Harish : Misalnya, Harish shalat, nah, siapa yang nyatat?

Umi : O, yang mencatat amal sholeh, malaikat Roqib yang selalu menyertai ke mana pun kita pergi dan mencatat semua perbuatan baik.

Harish : O, iya ya, malaikat Roqib, emmm, kalau malaikat Atid?

Umi : Nah, itu yang mencatat perbuatan buruk, misalnya Harish ngomong kasar sama Umi, bentak Mbak Hafa atau ngusilin temen. Malaikat Atid juga selalu ngikuti ke mana kita pergi.

Harish : Dua-duanya ngikuti kita terus, Mi?

Umi : Iya, makanya perbanyak amal sholeh, biar pahalanya buuuuanyak, biar disayang Allah. Nggak usah melakukan perbuatan buruk, kecuali kepepet, eh, nggak sengaja maksudnya. 😃😃😃

Berfoya-foya

Harish : Umi, berfoya-foya itu, apa?

Umi : Belanja berlebihan.

Harish : O, misalnya gini, ya, Harish sudah jajan 2 ribu, nah terus waktu Umi tidur siang, Harish ngambil duit di dompet Umi, nggak ngomong, trus Harish jajan lagi, gitu, ya, Mi?

Umi : Kalau ngambil nggak ngomong sama yang punya, namanya apa?

Harish : Oh, iya ya, mencuri. 😆

Umi : Contohnya gini, Harish dikasih uang sama pakde 20 ribu, Harish jajanin semua, padahal kan jajan nggak harus sebanyak itu, uang dari pakde bisa untuk beli perlengkapan untuk buat mainan.

Harish : O, gini, kan Harish sudah dikasih uang 2 ribu sama umi, trus dikasih pakde 20 ribu, nah, semuamya Harish beliin jajanan, itu ya berfoya-foya?

Umi : Pinterrrr.

#siap-siap dengan pertanyaan tak terduga. Entah ketemu tulisan di mana, kalau belum ngerti, ya langsung ditanyakan.
😃😃😃