Saturday 13 February 2016

Bukan Cari Juara

Saat diadakan lomba mewarnai di sekolah, Harish juara satu. Bukan karena paling bagus hasilnya, tapi karena mandiri dalam pengerjaannya, gigih, keserasian dan dia sudah bisa mencampur warna.

Umi hadir saat lomba, karena memang bersamaan dengan jadwal mengisi pengajian komite, tapi karena ibu-ibunya lebih memilih mendampingi anaknya, maka pengajian diliburkan.

Umi hanya menyaksikan dari luar arena dan cekrek-cekrek, membiarkan Harish bereksplorasi sendiri, hanya dibantu guru saat membutuhkan sesuatu.

Beberapa temannya berguguran, belum selesai mewarnai, sudah tidak mau lagi melanjutkan.

Sebagian lain dibantu ibunya, dan itu mengurangi nilai.

Masyaallah. Harish tahan duduk tanpa bangkit sampai selesai, satu jam lebih. Padahal, secara teori, anak hanya tahan fokus sebanyak usianya, misalnya, usia 6 tahun, tahan 6 menit. (Kalau nggak salah).

Kelihatan sekali rasa leganya saat meletakkan piala di atas lemari bersama piala-piala lainnya. Sudah lama dia berkeinginan mendapatkan piala seperti kakak-kakaknya. Alhamdulillah.

Kemarin, ada undangan untuk mengikuti lomba antar TK, cabang hafalan surat pendek, mewarnai bersama ibu dan fashion show. Umi dan guru sepakat, Harish diikutkan hafalan surat, ha ha ha, ternyata Harish menolak, memilih mewarnai.

Baiklah!

Ini lomba di luar kandang pertamanya. Nggak usah ge er, walaupun kemarin juara satu di sekolah, jangan terlalu berharap juara. Bukan meremehkan kemampuan anak, tapi tahu diri.

Pesertanya lebih dari 600, kalau dilihat dari nomor pesertanya. Peserta lain tentu lebih berpengalaman, apalagi yang sudah dikursuskan dengan biaya ratusan ribu.

Kita hanya ambil pengalamannya, karena anak-anak butuh diberi kesempatan. Kalau mengingat cape dan biaya, sih, males banget ikutan, he he he. Benar, biaya lomba gratis, tapi jajaran jajanan itu nggak mungkin lewat dari pandangan anak.

Pengalaman memang mahal, karena tidak semua kita mendapatkan kesempatan.

Monday 1 February 2016

Geregetan Sih, tapi...

Bener-bener deh hari ini.

Harish : Umi, apa perbedaan tawon sama lebah?

Umi : Tawon nama lainnya lebah.

Harish : Bukannya kalau tawon warnanya hitam sama kuning, kalau lebah coklat sama kuning?

Umi : Ada yang nyebut tawon, ada yang bilang lebah, sama, tapi memang jenisnya macam-macam, ada lebah hutan, lebah madu, lebah ratu, pekerja, entah apa lagi, warna dan bentuknya juga beda-beda.

***

Harish : Umi, kenapq sisik ikannitu keras?

Umi : Supaya tubuhnya terlindungi.

Harish : Dari hewan lain, ya?

Umi : Juga dari gesekan benda keras, seperti batu, pasir atau karang saat berenang di laut atau sungai.

Harish : Sisiknya keras itu dari waktu mancingnya apa karena sudah difreezer?

Umi : Liat kuku Harish, keras kan? Dari baru lahir ya seperti itu, lebih keras dari kulit, ikan juga begitu, sudah keras dari sononya.

***

Harish : Umi, mencabut nyawa itu gimana, sih?

Alhamdulillah.

Umi : Rish, tuh Mbak Hafa sudah pulang. 😃😃😃

***

Belum lagi pertanyaan ngeja suku kata kalau ketemu tulisan. Sebagian besar sudah bisa, tapi sering dalam satu kata ada suku yang masih sulit merangkainya.

Ya Allah, kadang geregetan kalau lagi ada yang harus dikerjakan, harus dikalahkan demi golden age yang hanya sebentar. Yo wes, sekali-kali suara Umi agak kenceng, ga pa pa, ya? 😃