Monday 11 July 2016

Jujur dan Sopan Santun

Harish : Hii, Abi ini kayak Mbak Husna, kuenya dicium dulu, kan nggak boleh?

Hhhhh! Harish! Untung tuan rumah sedang masuk, tidak mendengar omongannya.

Hal-hal seperti inilah yang kadang-kadang membingungkan orang tua, antara mengajarkan kejujuran pada anak dan bersikap sopan santun pada orang lain.

Anak-anaķ biasanya spontan, jujur mengatakan apa yang dirasanya, sedang dalam bergaul, terkadang kita harus banyak pertimbangan dalam berucap dan bersikap untuk menjaga perasaan dan hubungan baik dengan orang lain.

Contoh di atas, secara kesehatan dan penjagaan diri, mencium makanan sebelum dikonsumsi merupakan tindakan kehati-hatian, terutama makanan yang dicurigai ada kemungkinan basi karena bukan yang baru dimasak. Hidangan lebaran sangat memungkinkan mengalami itu, mengingat hampir semuanya makanan yang dimasak beberapa hari sebelumnya, sedang beberapa makanan tidak bisa panjang umurnya, terutama kue-kue basah.  Tetapi, bagaimana perasaan tuan rumah jika memergoki tamunya mencium hidangannya sebelum dimakan?

Sampai saat ini pun saya belum menemukan cara jitu untuk meramunya agar kejujuran tetap terjaga, sopan santun juga terlaksana. Yaaaah, disesuaikan dengan karakter anak dan kondisi yang ditemui, walau kadang tak bisa berkutik dengan cantik. Pasrah!

No comments:

Post a Comment