Umi : Apa ketapret?
Harish : Itu lho, Mi, yang buatnya dari kayu bentuknya begini (memperagakan menulis huruf Y) terus di sininya ada tali dari karet, trus di sininya di kasih batu, trus kita giniin, bisa jauh, bisa deket (memperagakan memakai ketapel)
Umi : oo ketapel
Harish : iya, ketapel.
Umi : ya sudah, cari kayu yang bentuknya seperti huruf Y (memperagakan huruf Y)
Harish : nyari di mana? Harish nggak tau?
Umi : nanti nunggu Mbak Hafa pulang
Harish : kesorean
Umi : ya, nunggu Umi abis sholat ashar dulu
Harish : Umi shalatnya sekarang!
Umi : iya, iiiiish, nggak sabaran deh
Harish : cepetan dong, Miii!
Umi : Iyaaaaaaaa
Sementara Umi wudhu kemudian shalat, Harish membuat ketapel dengan sisir, karet gelang dan coin gopekan.
Baru saja salam, Harish sudah ribut mengajak Umi mencari kayu untuk buat ketapel.
Harish : Kok bawa peso, Mi?
Umi : untuk motong kayunya
Umi dan Harish ke pekarangan depan, mencari kayu berbentuk huruf Y
Harish : Ini kayu apa, Mi?
Umi : ini ranting pohon jambu biji
Harish : mana bijinya?
Umi : belum buah. Jambu biji, yang waktu itu Mbak Husna buat jus yang warna pink.
Harish : Ini apa, Mi?
Umi : ini elastis, biasanya untuk buat celana.
Harish : Kok nggak pake tali plastik?
Umi : kalau pake tali plastik, nggak bisa molor, nanti pelurunya nggak bisa jauh.
Harish : pake batu ya, Mi?
Umi : pake kertas yang dipadatkan aja, biar kalau kena orang atau kena Harish nggak sakit.
Jadi deh ketapel Harish
No comments:
Post a Comment