Monday 24 November 2014

Hmmmm Maunya

Harish masuk kamar dengan muka cemberut, seperti mau menangis. Menghampiri matras dan merebahkan diri. Bete!

Umi : Kenapa, Rish?

Harish : Huuu huuu huuu

Alaaaah, malah nangis beneran. Umi menghampirinya.

Umi : Harish kenapa, kasih tau Umi dong.

Harish : Huu huu mobilannya rusak, Harish sudah cape-cape nyusunnya.

Harish menunjukkan mobil hasil modifikasinya. Memang terlihat berantakan,

Umi : Ayo Umi bantu benerin, mananya?

Harish : Huuu huu huuu (malah tambah kenceng)

Umi : Umi keluar dulu, sampe Harish mau ngomong sama Umi.

Umi keluar kamar, duduk di ruang tengah. Tangisan Harish tambah jadi. Tidak sampai satu menit Umi balik lagi, kalau dibiarkan bisa heboh dan panjang urusannya.

Umi : Harish mau minum susu?

Masih sambil tersedu, Harish mengangguk.

Setelah minum segelas susu, tangisnya hilang. Sejurus kemudian.

"Umi, tolong tulisin, yang ini balon terbang nggak pake sayap (menunjuk gambar yang baru dia buat), yang ini mobil truk bawa pasir lagi jalan, yang ini mobil truk lagi berhenti menuang pasir, yang ini mobil Queen."

Hmm, anak! Kadang nggak tau apa yang sebenarnya dimaui, apa yang dibutuhkan.  Dia cape, bete, tapi nggak tau solusinya apa, karena masih ada agenda di pikirannya yang ingin dilakukan.

Di situlah dibutuhkan pendamping yang memahaminya.

No comments:

Post a Comment