Thursday 11 December 2014

Putih UB

Terdengar Harish menangis lumayan keras. Dua hari ini memang agak cengieng ngieng. Masalah sedikit bisa membuatnya menagis, maklumlah, masih menyimpan sariawan.

Umi : Kenapa lagi, Rish?

Harish : Sakiiit...sakiiit.

Umi : Apanya? Sini Umi liat.

Harish menunjukkan ujung jari telunjuknya. Memang agak kemerahan, tapi tidak nampak luka.

Umi : Ini kena apa?

Harish : Kena itu, waktu ngupas itu.

Harish memang membantu Hafa mengupas bawang putih yang mau dihaluskan.

Umi : Eh, nanti yang mblender bawang siapa?

Harish : Harish aja, Mi.

Seketika tangisnya berhenti.

Umi : Tapi yang masang blender dan nyolokin, Mbak Hafa ya?

Harish : Kenapa, Mi? Kan Harish bisa?

Umi : Sekarang Mbak Hafa dulu, kapan-kapan kalau sudah besar, Harish boleh yang masang.

Harish : Mblendernya sampai warna apa, Mi?

Ha ha ha, rupanya dia ingat mixer adonan bolu, kata Umi sampai warnanya putih.

Umi : warna putih, itu kan bawang putih.

Harish : Nggak puth kok, Mi, agak kuning.

Umi : Itu namanya putih UB

No comments:

Post a Comment