Harish mendekat dengan wajah yang distel memohon.
Ehm! Siap-siap deh Umi.
Harish : Umi, Harish boleh ya nonton Boboboy.
Nah! Benar kan? Umi menatap Harish dengan majah memelasnya. Memang melas, sih! Mbak Hafa lagi main, ditunggu nggak pulang-pulang.
Umi : Kan nggak boleh?
Harish : Umii
Waduh! Hampir jebol deh pertahanan Umi.
Umi : Nanti Harish niruin? Trus buat Mbak Hafa nangis?
Harish : Nggak, Umi. Harish janji.
Nada suaranya sedikit berubah, bersemangat memberi harap.
Umi : Janji?
Harih : Janji! Tapi kalau di kasur boleh ya?
Ha ha ha, bisa aja.
***
Beberapa saat film Boboboy selesai, Harish menyerahkan kertas yang ada gambarnya tiga tokoh, pakai pulpen. Umi tau, apa yang digambar Harish.
Umi : Ini siapa?
Harish : Ini Boboboy warna merah, kekuatannya pedang halilintar. Yang ini warna biru, kekuatan topan, angin. Nah ini warna hitam, kekuatan tanah.
Umi : Kok nggak ada warnanya?
Harish : Pewarnanya disimpan Mbak Husna.
Yah, mau gimana lagi. Sulit mengisolasi anak dari perkembangan teknologi yang ada. Hmm, setidaknya ada upaya meminimalisir pengaruh negatifnya.
No comments:
Post a Comment