Friday 19 December 2014

Boboboy

Harish mendekat dengan wajah yang distel memohon.

Ehm! Siap-siap deh Umi.

Harish : Umi, Harish boleh ya nonton Boboboy.

Nah! Benar kan? Umi menatap Harish dengan majah memelasnya. Memang melas, sih! Mbak Hafa lagi main, ditunggu nggak pulang-pulang.

Umi : Kan nggak boleh?

Harish : Umii

Waduh! Hampir jebol deh pertahanan Umi.

Umi : Nanti Harish niruin? Trus buat Mbak Hafa nangis?

Harish : Nggak, Umi. Harish janji.

Nada suaranya sedikit berubah, bersemangat memberi harap.

Umi : Janji?

Harih : Janji! Tapi kalau di kasur boleh ya?

Ha ha ha, bisa aja.

***

Beberapa saat film Boboboy selesai, Harish menyerahkan kertas yang ada gambarnya tiga tokoh, pakai pulpen. Umi tau, apa yang digambar Harish.

Umi : Ini siapa?

Harish : Ini Boboboy warna merah, kekuatannya pedang halilintar. Yang ini warna biru, kekuatan topan, angin. Nah ini warna hitam, kekuatan tanah.

Umi : Kok nggak ada warnanya?

Harish : Pewarnanya disimpan Mbak Husna.

Yah, mau gimana lagi. Sulit mengisolasi anak dari perkembangan teknologi yang ada. Hmm, setidaknya ada upaya meminimalisir pengaruh negatifnya.

No comments:

Post a Comment