Wednesday 8 June 2016

Ramadhan 3

Kadang sedih melihat keceriaannya berkurang karena latihan puasa.  Hari pertama bertahan sampai jam 11 siang, masih adaptasi, juga mbak-mbaknya.

Setiap merengek lapar dan haus, bisa dialihkan dengan kesibukan lain, tapi karena mbaknya tidak mau diajak main, kembalinya ke Umi lagi. Entahlah, yang tidak tahan itu Harish atau Umi yang melihat wajahnya bertambah kusut?

Akhirnya Umi izinkan menghentikan latihan puasa hari pertama, dan setelah makan dan minum, langsung segar dan ceria lagi.

Hari kedua lebih baik, sampai jam 15.00. Hafa dan Husna bergantian melayaninya bermain, sampai keduanya menyerah, akhirnya, belum berhasil juga, padahal Umi menjanjikan jalan-jqlqn sore membeli ta'jil, karena gagal, jjsnyq juga dibatalkan. Husna dan Hafa menyalahkan Harish, yang menggagalkan kerja tim.

Hari ketiga, Husna dan Hafa hampir tak mau menemani, mereka fokus menambah hafalan, Umi pun tak tahan membujuk dan melayaninya, akhirnya, demi menyelamatkan tilawah Umi, latihan puasa dihentikan jam 11 siang.

Tidak mudah melatih anak berpuasa, karena banyak hal yang harus kita perhatikan:
1. Tujuan melatih puasa anak adalah sedini mungkin mengenalkan syariat, mengenalkan berbagai pengalaman rasa dan emosi, menanamkan memori tentang keindahan momen Ramadhan sebagai bulan istimewa.
2. Kekuatan fisik anak.
2. Karakter anak.

Menyaksikan anak selalu ceria dan bahagia adalah maunya orang tua, tapi mereka tetap harus mengenal perasaan lain, seperti tidak enaknya orang yang kekurangan makan, menahan diri dari yang diinginkan dan kecewa. Semua itu harus mereka alami sebagai bekal unruk menghadapi tantangan ke depan.

No comments:

Post a Comment