Di usia menjelang 6 tahun, tampak perkembangan mentalnya begitu pesat. Saatnya terlihat hasil penantian dan upaya selama ini.
***
Di sebuah pesta
Harish : Umi, Harish mau es.
Umi : Boleh, tapi Harish ambil sendiri.
Harish : Malu.
Umi : Nggak usah malu, boleh, kok. Kan memang disediakan untuk tamu. Bilang aja sama mbak yang jaga, nantikan diambilin.
Harish melangkah dengan agak ragu dan sekali-sekali nengok Umi, tapi berhasil kembali dengan senyum bangga. Dan berlanjut pada hidangan yang lainnya. 😃😃
***
Suatu pagi
Husna : Umi, airnya nggak ngalir.
Umi : Harish, tolong jemput Abi di masjid, bilangin mesin airnya rusak.
Harish segera mengambil sandal dan membuka pintu.
Husna : Berani, tah, Harish? Masih gelap, lho?
Umi : Ssssst! Nggak apa-apa, awasin aja dari pintu.
Husna : Ya Allah, Mi, cepet banget larinya. Kok berani, ya? Padahal jalanan masih gelap.
Umi : Dia mengatasi takutnya dengan lari. 😃😃
***
Suatu malam menjelang Isya, saat mati lampu.
Umi : Lilinnya tinggal sedikit, sebelum Abi pergi harus sudah ada yang beli lilin.
Harish : Harish aja yang beli.
Hafa : Gelap lho, Rish. Mbak aja nggak berani.
Husna : Nggak apa-apa, tah, Mi?
Abi : Bawa batere hp, Rish!
Harish : Nggak usah, Bi. Harish berani, kok.
Abi : Biar jalannya keliatan, nanti nabrak atau kesandung.
Husna : Bawa batere Mbak Husna aja.
Harish : Ya sudah, pake batere.
Harish berlalu dengan gagah.
Umi : Abi, tolong diawasi, bukan masalah berani, tapi keselamatan.
No comments:
Post a Comment