Monday 5 October 2015

Sunat

Harish : Umi, sunat itu untuk apa, sih?

Umi : Laki -laki muslim itu memang harusnya sunat.

Harish : Ya untuk apa?

Umi : Supaya bersih dari najis, kan kalau sholat kita harus suci dari najis? Kalau nggak sunat, susah bersih dari pipis, pipis kan najis?

Harish : Mbak Hafa katanya sudah sunat waktu bayi, gimana nyunatnya? Kan Mbak Hafa perempuan, beda?

Umi : Beda caranya.

Harish : Dipotong juga?

Umi : Harish, sunat itu nggak dipotong. Kalau laki-laki, hanya diambil kulit ujungnya, kalau perempuan hanya dilukai sedikit.

Harish : Kalau sudah sunat, pipisnya boleh nggak buka celana, ya?

Umi : Kok nggak buka celana, kena pipis dong celananya? Ngompol, gitu?

Harish : Maksudnya celananya nggak dilepas, cuma dibuka dikit, trus *****nya dikeluarin.

Umi : Oo, kalau gitu sih, belum sunat juga bisa, asal celananya nggak kena. Eh, pipisnya sambil duduk apa berdiri?

Harish : Berdiri.

Umi : Sebaiknya duduk jongkok, terus istinja/cebok.

Harish : Umi, Harish pernah pipis sambil berdiri trus nggak cebok, waktu itu main sama Mbak Hafa ke kebon jauh, kata Mbak Hafa suruh kayak gitu, kan jauh dari rumah, keburu kebelet.

Umi : Lain kali, jongkok ya, trus sampe rumah langsung cebok, ganti celana. Celananya jangan dicampur cucian lain, kasih tau Umi.

No comments:

Post a Comment